Hujan setitis- setitis
makin lebat
selebat permata
turun dari mata
Bulan terus megah
mendabik dada
tidak pernah menyedari
si pungguk yang menyendiri
Malam kian hening
bersama awan menemani
zulumat mengaburi
mata kasar insani
Aku masih disini
masih kasmaran
menyendiri
meratap nasib diri.
0 mereka kata:
Post a Comment